Sekitar pertengan Noverber 2011, aku menjemput putriku "aisha haya" dari rumah Mbahnya di Malang. ketika itu Aya "Aisha Haya" baru berumur 4 tahun, setelah menghabiskan 3 tahun 4 bulan tinggal bersama kakek dan neneknya dikarenakan Bundanya yang harus melanjutkan study. Ketika itu, hari Minggu pagi-pagi dengan menggunakan mobil rental, Aku, driver, dan Aya berangkat dari malang menuju Bandara Surabaya. Di dalam mobil Aya mabuk beberapa kali. Rasanya sedih melihat Aya mabuk. Tapi ketika aku katakan : kita istirahat dahulu ya nak ! Tapi Aya malah berkata : Tidak usah Ayah kita jalan saja, biar segera ketemu bunda di Rumah.
Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam tiga piluh menit, akhirnya kami tiba di bandara surabaya. Tiba di bandara ternyata Aya langsung kelihatan seger walaupun di dalam perjalan mabuk. Kemudian ku ajak makan di restoran yang menjual soto. Karena memang kesukaannya Aya adalah soto. Setelah makan kami langsung check in dan menuju di ruang tunggu.
Di dalam ruang tunggu ada cerita unik. kebiasaan Aya kalau pergi pasti membawa boneka kesukaaannya. kali ini dia bawa boneka Biibo (boneka beruang warna coklat dengan sleyer warna merah yang merupakan boneka soufenir dari Bank Bii). Ketika aku menunjukan nama-nama pesawat di hanggar yang kelihatan dari ruang tunggu, tiba-tiba Aya berkata : Ayah, Biibo mau pipis ! Aku tidak tertarik dengan perkataan Aya, tapi aku malah terus bercerita tentang pesawat. Ceritaku berhenti ketika bundanya telpon. Seperti biasa bundanya terus memantu kondisi kami, mulai tanya tentang kondisi kami, apakah sudah makan, dan yang terakhir apakah sudah kencing. kondisi baik, sudah makan, dan aya belum kencing krn saat kutanya apakah Aya kebelit kencing dia menggelengkan kepala. Tapi tiba-tiba berkata Biibo mau pipis!
Bundanya langsung teriak keras-keras......."itu kalau bilang Biibo mau pipis berarti Aya yang kebelet pipis"!. langsung saja, aku ajak Aya ke toilet...dan benar ternyata pipisnya banyak...jadi Aya benar-benar kebelet pipis. Rasanya meras bersalah jadi Ayah, tidak mengerti kondisi anak. Maklum semenjak umur 8 bulan hingga waktu itu umur Aya 4 tahun..aku hanya ketemu paling cepat sebulan sekali. Maka sebagai gantinya sesampainya di Rumah dan seterusnya aku akan total untukmu Aisha Haya "Putri tercintaku".
Ketika di dalam pesawat, beberapa pramugari ngajakin bercanda Aya, sehingga dia merasa nyaman di dalam pesawat. Diapun merasa antusias melihat angkasa, laut, dan daratan dari pesawat. Maklum bagi Aya ini adalah naik pesawat yang pertama setelah dia mulai mengerti tentang pesawat. Ketika pertama naik pesawat dia masih berumur 8 bulan jadi belum mengerti apa itu pesawat
.
Sedikit ada masalah ketika mau landing. ketika kira 15 menit sebelum landing...Aya malah tertidur puas. akhirnya kutungguin smoga dia segera terbangun. tapi sampai penumpang meninggalkan pesawat Aya belum terbangun. Akhirnya terpaksa aku bangunin...karena 2 orang pramugari sudah mendekati kami. sebenarnya rasanya sayang untuk bangunin aya mumpung dia bisa tertidur. tapi apa boleh buat. Pramugarinya akhirnya ikut membantu bangunin...akhirnya terbanguna juga Aya.
Karena kami tanpa bagasi maka Aya langsung ku ajak keluar mencari taxi bluebird. dalam perjalanan dari bandara jakarta ke rumah Aya mabuk lagi...hingga mendekati rumah tetap saja masih mabuk ...tiap diisi kue, roti, biscuit tetap saja mabuk...hingga tinggal air yang dimuntahkan. kira-kira 30 menit menuju rumah aku telpon ke bundanya agar dibuatkan teh manis panas dan makanan kesukaan Aya.
Akhirnya sampai juga di Rumah. ketika taxi berada di depan rumah, bunda langsung mengambil Aya dan segera memandikannya. Aku pun mengelurkan barang bawaan dan membayar uang taxi. dan yang paling berkesan dari kata-kata AYa sesampainya di Rumah adalah : Rumah bunda bersih dan bagus. Aku suka tinggal di sini. Sehabis mandi Aya kelihatan segar...dan dia pun mulai makan apa disiapin bundanya. Begitu senang rasanya akhirnya kami sekeluarga bisa berkumpul lagi di rumah sendiri bertiga ada aku, Aya, dan bundanya Aya setelah 3 tahun 4 bulan hanya bisa berkumpul beberapa kali saja. smoga kedepannya kami bisa sering berkumpul dan berhasil membesarkan Aya dengan sebaik-baiknya.
===Serpong November 2011=====
dwiharyanto-haya
Rabu, 25 September 2013
Minggu, 31 Juli 2011
Sea Floor Mapping in Sea of Sahinge-Talaud Archipelago with Elac Seabeam 1050D in Index/Satal 2010 Project.
The work of mapping sea floor (Bathimetry) is one of the Hydrographic jobs. The use of multibeam echosounder for mapping sea floor is rapidly growing. Multibeam echosounder is a very efficient way to get broad coverage sea floor, so as to produce high-resolution of sea floor maps. The maps can then be used as a reference for further investigation or exploration, such as geological studies, marine habitat, etc.
R/V Barunaja IV is owned Marine Survey Technology Center BPPT, in onboard have been equipped with Multibeam Sonar System (MBES), namely ELAC Seambeam 1050D. It is producted by Elac Nautical German. The vessel is also equipped with multibeam data acquisition software (hidrostar) that directly displays the depth profile of the seabed in realtime and wide coverage, so it can be directly monitored during data acquisition. There is also onboard processing (HDP edit & HDP Post Software), so that the multibeam data can be directly processed and viewed the results, while still on the vessel.
On July 21th to August 7th, 2010, R/V Barunajaya IV took part in the expedition to explore the deep sea in the Northern Sea of North Sulawesi Province, precisely in the sea near Sangihe-Talaud archipelago on Indonesian Exploration Sangihe-Talaud 2010 (INDEX / SATAL 2010). Barunajaya IV succeeded in mapping sea floor in the west of Siau Island (part of Sangihe Archipelago) with multibeam and the results is displayed in 3D.
I. Introduction
On July, 21th – August, 7th, 2010 scientists from Indonesia and the United States of America have worked together on an expedition to explore deep-sea in the northern waters of North Sulawesi Province, precisely in the Sangihe-Talaud archipelagic waters. The expedition is called INDEX / SATAL 2010, short for Indonesian Exploration Sangihe Talaud. This exploration by R/V Barunaja IV (BPPT) and R/V Okeonos Explorer (NOAA-USA). While working on board the scientists hope to discover deep-sea ecosystems (marine habitat), the understanding of seabed geology, and new discoveries in marine living organisms. One of the jobs in the exploration of deep sea that has a vital role is mapping the seabed with multibeam sonar system (MBSS). Sea floor mapping with multibeam will produce high-resolution of seafloor maps. These maps are then used to identify characteristics of unique seabed, to the investigation or further exploration, one of them is trawling activity to get a marine habitat and the organisms that exist in it.
One of the objects is tried to find in INDEX / SATAL 2010 project are seamounts. Seamounts are submarine mountains which are remnants of underwater volcanoes. 1000m-high mountain of the sea burst the deep seafloor, so that the slopes are usually steep and entirely under the sea.
II. Multibeam Seabeam 1050D
II.1. Multibeam Seabeam 1050 System
R/V Barunaja IV is owned Marine Survey Technology Center BPPT, in onboard have been equipped with Multibeam Sonar System (MBES), namely ELAC Seambeam 1050D. It is producted by Elac Nautical German. Seambeam 1050D has a frequency of 50khz, so it can perform mapping of the deep ocean until 3000m of depths. The number of beam are 126 and have 153° of beam width. Hidrostar software is used for acquisition of multibeam data that can directly display the depth profile of the seabed in realtime and wide coverage, so it can be directly monitored during data acquisition. Processing of Multibeam data can be carried out onboard so directly viewable result. Coverage area and maximum depth of 1050 seabeam can be presented in the figure 1.
Figure 1. Maximum depth and coverage area of Seabeam 1050D
II.2. Configuration of Seabeam 1050D
Seabeam 1050D that does onboard in R/V Barunajaya IV has configuration can be presented in the figure 2 Figure 2. Configuration of Seabeam 1050D
As seen in Figure 2, that seabeam 1050 multibeam system consists of :
1. Transducer (transmit and receiver) frequency of 50 Khz and 180 KHz
2. Sonar processing unit SEE-30-40.
3. Surface Sound Velocity (SSV) onboard near keel of vessel.
4. Sound Velocity Profile (from data CTD Seabird SBE 9plus or SVP which is a package seabeam 1050D)
5. F180 Coda Octopus
Integrated navigation equipment capable of generating position data (GPS Receiver function), a heading / course (GPS Gyro function), and the attitude of the vessel (the functions of the MRU)
When the multibeam data acquisition, data from several sensors that are inputed into software hidrostar either manually or in real time is as follows :
- Position Latitude / Longitude or Easting / Northing and speed of vessel from the GPS receiver F180 octopus (input real time).
- Ship attitude data (pith, roll, heave, yaw) of the existing MRU system from F180 Coda Octopus (input real time)
- Heading and course data from the GPS gyro exists on the system F180 Octopus(input real time)
- Surface Sound Velocity data from the SSV equipment that onboard in R/V Barunajaya IV (input real time).
- Sound Velocity Profile Data from CTD Seabird SBE 9plus data. Entered on hidrostar as an ascii file *. SVA (manually input)
- Data offset between the sensors with respect to the NRP, short from Nautical Reference Point (manually input and it is saved in vessel).
- Calibration attitude of vessel dan time delay.
- Data No. 5 and No. 6 are recorded in file ASCII which have extension *.ship (in hidrostar software which is named ship parameter).
These data and the data acquisition from the transducers further computed by hirdostar software with certain algorithms that generate the depth data along with its position on the coordinate system (can be geographic or UTM projection). Results hidrostar acquisition remains to be done editing and filtering with multibeam data processing software to eliminate noise. for filtering and editing software we use HDP Edit and HDP Post, which both run by the operating system lunux suse. whereas for 3D visualization, we use fledermous software.
II.3. Coordinat System in Hidrostar Software
Coordinate system on hidrostar software to calculate the position of each depth from each beam uses a system of inverted right-hand rule. This system uses the point of origin (0,0,0) in Nautical Reference Point (NRP). NRP is assumed to be the intersection of the surface water (water line) with a transducer Pole. The position of NRP is illustrated in Figure 3 :
Figure 3. The position of NRP on the R/V Barunajaya IV
In this coordinate system, axis of the ordinate (Y) is the axis from the aft towards the bow and cut the NRP. Ordinat (Y) is always a positive value from the reference point toward the Bow. Abscissa axis (X) is the axis from the right side of the ship (starboard) towards the portside hull (port) and cut the Y axis in the NRP. X is always a positive value of the reference point toward the port. Z axis is the axis perpendicular to the axis X and Y as well as a cut Reference point. Z will be positive from the reference point downward. Hidrostar coordinate system can be shown in Figure 4
Figure 4. Hidrostar Coordinate System on R/V Barunajaya IV
Offset navigation sensors data are referenced to th NRP by calculating the offset refers to the hidrostar coordinate system. Navigation sensor data offset in the R/V Barunajaya IV can be presented in the figure 5 :
Figure 5. Offset navigation sensors data on R/V Barunajaya IV
I. Onborad Processing Multibeam Data on R/V Barunaya IV.
The format of the data acquisition are ELAC Multibeam (*. dat), XSE Storage (*. XSE), and UNB storage (*. UNB). R/V Barunaja IV are equipped with software to process *. Dat, *. XSE, and *. UNB data. The *. XSE and *. UNB must be processed by Caris software. Software that are onboard the R/V Barunajaya IV for multibeam mapping is as follows:
- Hypack 6.2a
Sotfware navigation for planning surveys and help line for drivers navigating the ship. When the status of logging, Hypack will display the navigation data such as position, heading, bearing, distance already traveled, distance remaining, and the deviation of the ship on line survey that was made. In addition to help navigation, the software can also record data from the navigation sensors are connected to hypack, such as the depth of the echosounder, the position and velocity of the GPS, heading from the GPS Gyro
- Hidrostar 3.5.3
Software to acquire multibeam data and can display the depth profile data in real time (there is still noise).
- Post processing Software HDP 4061
This section there are 2 software these are HDPedit and HDPpost. HDPedit for filtering the depth and position data. HDPpost to process the depth and position data involving Sound velocity profile, ship parameters, tide, geodetic datum and projection system that is used. HDPpost can be used to produce gridding, contour map, DTM, and maps 3Dimensi, but usually only used to generate data X, Y, Z ASCII format. Softawre HDP 4061 running the Linux operating system with Open Suse 10 distro.
- Fledermous
Fledermous software is used to make 3D display from x,y,z data. But it also used software Caris and surfer to make a 3D display and create a contour map of depth.
Workflow software for acquisition and processing multibeam data which are onboard the R/V Barunajaya IV can be illustrated in the figure 6 :
Figure 6. Workflow of Software that is Onboard at the R/V Barunajaya IV
I. Result of Bathimetry Mapping.
One of the interesting results of the bathimetry mapping with Seabeam 1050D in INDEX SATAL 2010 project is bathimetry in the western sea of the island of Siau. Line survey was made of the direction extending from the North - South and South - North. The width of space between lines are created 2300m. Bathimetry mapping results is shown in the UTM system with zone 51N (map projection) and datum used is WGS 1984, as presented on the map in the figure 7 :
Figure 7. Bathimetry Map in West of the Island of Siau
In the sea between the island of Siau and the island of Makalehi is found insteresting objects like sea mount. It has slopes which the depth of 2000m in the north, while the depths of 1800m in the south, when a peak depth of 710m, so the burst height of more than 1000m and all under the surface of the water sea (as defined seamounts). Here is presented the profile depth of the slopes of the southern and northern sections towards the peak.
Figure 8. Profile slopes in Northern
Figure 9. Profile slopes in the Southern
Referensi
- User’sManual Hypack 6.2a, Hypack, Inc. 56 Bradley St. Middletown, CT.
- Reference Manual Hydrostar Software Version 3, ELAC Nautik GmbH, Kiel, Germany.
- Post Processing Software HDP 4061Version 9.10, May 2001 L-3 Communication ELAC Nautik GmbH.
- Http://oceanonexplorer.noaa.gov/okeanos/explorations/10index/welcome.html
Selasa, 26 Juli 2011
Buoy Technology
Di bulan Juli 2011 ini merupakan bulan yang special buatku. Antara tgl 10 -23 Juli aku dapat kesempatan training di Jepang. This is first experience to go to foreigner. Pada hari minggu sekitar jam 22.00 wib kami berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat Japan Air lines (JAL 726). Pesawatnya sangat besar, dimana biasanya aku naik pesawat domestic yang tiap baris ada 6 seat yang ditengahnya dibagi oleh jalan. Di JAL jalannya ada dua,sehingga untuk tiap baris ada 9 seat untuk kelas ekonomi, kecuali untuk kelas bisnis dan eksekutif terlihat hanya 6 seat, sehingga kelihatan lega. Perjalanan dari bandara sukarno hatta menuju Narita international air port ditempuh kurang lebih sekitar 7 jam.
Narita- TCAT Tokyo – Yokohama, Monday, July 11th 2011
Kami sampai di Narita international air port sekitar jam 7 pagi waktu Jepang atau sekitar jam 05.00 Wib. Di Narita air port, setelah keluar dari pesawat lewat belalainya, kemudian kami menuju sejenis Trem / kereta yang mengantarkan kami ke tempat pengambilan barang bagasi.
Selesai urusan imigrasi dan menggambil bagasi, kami langsung menuju counter JICA. Di sana kami diterima oleh staff JICA, yang kupikir sangat ramah dalam menyambut kedatangan kami. Setelah regrestrasi selanjutnya kami naik Bus dari bandara menuju Tokyo City Air Terminal (TCAT) di Tokyo. Dalam perjalanan dari Bandara Narita ke TCAT, aku melihat melihat begitu rapi Jepang. Jalan terlihat lurus, sawah-sawah tertata rapi. Hampi-hampir aku tidak melihat sampah sepanjang perjalanan. Kupikir di Jepang sudah tidak hutan-hutan atau pohon-pohon lebat di pinggir jalan. Ternyata tidak di sepanjang perjalanan dari Narita ke TCAT aku melihat banyak pohon di sepanjang jalan (tertata rapi dan bersih), hutan juga terjaga dengan baik. Mobil yang berjalan di jalan pun rapi dan mengambil jarak antar mobil satu dengan yang lainnya. Perjalanan kami tempuh kurang lebih sekitar 50 menit.
Sampai di TCAT, ternyata perwakilan JICA sudah menunggu dan mengantarkan kami ke Taxi yang akan membawa kami ke Yokohama. Sekilas taxi yang kami tumpangi dari luar kelihatan mobil tua, tapi ternyata kabinnya sangat elegan. Di dalam taxi telah dilengkapi software navigasi yang memandu perjalanan dan tentunya ada GPS yang meng-update posisi. Di Yokohama kami diantar sampai ke Hotel Navios Yokohama, untuk menginap selama satu hari. Hotel Navios Yokohama terletak dekat dengan Mol World Potters, dimana di sebelahnya terdapat pusat permainan seperti ancol tapi lebih mewah lagi. Kami sampai di Hotel Navios Yokohama sekitar jam 10.00 waktu Jepang.
Sekitar jam 12.40, coordinator JICA suda menjemput di hotel untuk mengajak kami di Kantor JICA di Yokohama. Selama 2 jam kami melakukan regestrasi sekaligus diberi pengarahan (briefing) tentang kebudayaan Jepang, cara beradaptasi, dan agenda yang akan kami dilakukan selama training di Jepang. Selesai pengarahan aku kembali ke hotel untuk tiduran sebentar karena semalam di pesawat JAL tidurnya kurang puas. Sekitar 18.30 teman-teman ngajak jalan-jalan sambil mau makan malam. kami jalan-jalan di sekitar area permainan di samping World Potters. Ternyata orang-orang jepang banyak juga yang sedang jogging, jalan santai dengan anjing puddles-nya, jalan santai dengan baby-nya dan sekedar duduk-duduk di bangku-bangku atau di rumput-rumput. Menjelang malam kami kembali ke hotel.
Monday, July 13th 2011(Yokohama –Tokyo-Mutsu)
Pagi hari sekitar jam 08.00 waktu Jepang kami keluar hotel untuk mencari sarapan sekaligus jalan-jalan pagi di dekat stasiun Yokohama. Jam 9.30 aku sudah check out dari hotel Navios sambil menunggu mobil yang akan membawa kami dari Yokohama – Tokyo. Sekitar jam 09.45, kami meninggalkan Yokohama menuju stasiun Tokyo. Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 50 menit. Bus yang membawa kami hanya berisi supir, coordinator dari Jepang dan rombongan dari Indonesia ada 7 orang. Sepanjang perjalanan aku berusaha untuk tidak tidur karena ingin melihat pemandangan kota dan alam Jepang yang terlihat nyaman walaupun kotanya sangat maju. Yokohama merupakan kota pelabuhan. Walaupun banyak kapal tapi air laut di sekitar dermaga kelihatan bersih. Kapal tertata dengan rapi. Sebelum keluar dari Yokohama aku melihat beberapa titik terdapat reklamasi pantai. Terlihat mobil terparkir dengan rapi tanpa melewati batas parkir. Pengguna jalan raya mematuhi rambu-rambu lalu lintas dengan tertib.
Saat mau mendekati Tokyo perjalanan kami mulai tersendat, karena beberapa mulai macet. Saat dekat denga stasion Tokyo macetnya rumayan lama. Kami turun bus kurang lebih 200 m dari stasion Tokyo. Di depan stasion Tokyo kami foto-foto dulu untuk mengabadikan moment yang special ini. Di depan tempat pemeriksaan tiket, kami oleh coordinator diberi dua tiket. Tiket yang pertama adalah tiket Shinkansen dari Tokyo – Hachinohe dan tiket kedua adalah tiket kereta biasa dari Hachinohe ke stasiun Shimokita di Mutsu. Tiket kereta di Jepang hampir mirip dengan tiket kereta Komuter di Jakarta, bedanya lebih tebal. Untuk pengecekan tiket tidak lagi membutuhkan person/orang. Kita tinggal memasukan tiket ke tempat yang telah ditentukan kemudian pintu terbuka dan tiket keluar dan kita ambil lagi, dimana tiket telah diotorized oleh suatu alat tertentu.
Seperti biasa di depan shinkansen kami mengambil gambar, karena belum tentu tahun depan bisa berkunjung lagi ke Jepang. Enaknya naik shinkansen, tiap berhentinya gerbong telah ada tanda untuk tiap-tiap gerbong. Sehingga kami tinggal melihat tanda untuk gerbong 3, dan disitu pasti gerbong 3 akan berhenti. Kami meninggalkan Tokyo dengan shinkansen jam 11.20 waktu Jepang dan sampai di stasiun Hachinode sekitar jam 14.35. Di Shinkansen aku duduk di gerbong 3 seat 7E. Sepanjang perjalanan kami aku melihat kota-kota yang bersih dan tertata rapi. Hamparan wawah yang menghijau, hutan yang terjaga dengan baik, walaupun dikelilingi tempat industry dan pemukiman penduduk. Jalur shinkansen banyak yang melewati terowongan baik yang panjang maupun pendek. Tidak terhitung terowongan yang dilewati karena begitu banyaknya torowongan, karena jalur dibuat lurus walaupun melewati bukit-bukit. Saking indahnya pemandangan dari shinkansen aku berusaha untuk tidak tidur walaupun sebeanrnya ngantuk banget.
Setibanya di stasiun Shin-Aomori kami segera bergegas pindah kereta yang telah menunggu. Kurang dari dari 10 menit kereta yang membawa kami dari Stasiun Hachinohe ke stasiun Shimokita telah berangkat. Kereta ini mirip kereta komuter di Jakarta. Gerbongnya mirip kereta Pakuan atau Serpong Express, tapi lebih bersih dan nyaman. Jalur kereta dari Hachinode ke Shimokita melewati hutan cemara dan hutan-hutan lain. Kadangkalanya tempat pemukiman tapi sebagian besar adalah hutan. Di sebela kanan terlihat kincir angin raksasa yang jumlahnya relative banyak, yang ternyata adalah pembangkit listrik tenaga angin.
Kami sampai di stasion shimokita sektar jam 16.40 waktu Jepang. Setelah turun kami menunggu taxi yang akan mengantar kami ke hotel Unisite, Mutsu. Sambil menunggu taxi teman-teman sebagian merokok. Perjalanan dari Stasion Shimokita ke hotel Unisite ternyata hanya 5 menit, mungkiin jaraknya kurang lebih 8-10 km. kami check in, kemudian sekitar jam 17.30 sudah berkumpul di loby untuk makan malam. kota Mutsu adalah kota kecil bukan kota International seperti Yokohama atau Sendai. Di sini cari makan sulit banget, yang kami temui di dekat hotel hanya ada Mol Maeda yang ada di sebelah kiri hotel kira-kira berjarak 500m. Malam ini aku memilih menu daging sapi+nasi+bawang bombai+sop rumput laut+labu dan ternyata rasanya lebih Mak Nyos daripada makan steak di Yokohama.
Mutsu City, July 13th 2011
Selesai breakfast , sekitar jam 8:30 waktu Mutsu, 4 taxi telah standby menunggui kami. Sopir taxi sangat ramah, sopan, dan pakaiannya rapi, dengan memakai dasi dan sarung tangan putih. Budaya naik taxi di Jepang harus pintu sebelah kiri. Pintu sebelah kiri terbuka secara otomatis. Perjalanan dari hotel Unisite ke lokasi JAMSTEC (Japan Marine Science & Technology Center) Mutsu Institute for Oceangraphy (MIO) ditempu kurang lebih 10 menit. Lokasi di pinggi pantai dengan punya dermaga sendiri. Ini seperti pusat riset teknologi kelautan. Disebelahnya terdapat kantor Japan Atomic Energy Agency.
Selama satu hari penuh kami diberi penjelasan mengenahi Understanding for Ocean Observation by System Triton Buoy, Global Warming, sensor (CTD) calibration, test Buoy Triton, and Buoy Monitoring system and data QC system. Secara prinsip bahwa sebelun tahun 1960-an fenomena alam masih sangat teratur. Perjalanan musim bisa diprediksi dengan relative tepat. Akan tetapi akhir ini semenjak adanya global warming perubahan musim terjadi di manan. Bumi semakin panas. Untuk mengkaji lebih jauh mengenahi fenomena ini maka dilakukan kajian mengenahi terperatur, conductivity, kadar CO2, cuaca(humidity, wind speed, curah hujan, preasure/tekanan, dan short wave radiation) di samudera khususnya di sepanjang Equator. Dengan ada data-data diatas diharapkan dapat dijadikan referensi untuk kajian tentak prediksi suaca, perikanan dll.
Kegagumanku dalam hari pertama di MIO, bahwa semua fasilitas tertata rapi, bersih, dan penghormatan antar personil sangat diterapkan. SOP dilaksanakan dengan baik. Semuanya patuh pada peraturan. Mereka menciptakan alat yang sesuai kebutuhan mereka, walaupun kadang itu sederhanan. Hal-hal kecil pun diperhatikan. Salah satunya dalam hal sampah. pada tempat sampah paling tidak ada 5 – 7 tempat sampah, dimana sampah dipisahkan mulai dari sampah batere, sampah botol minuman (plastic), sampah botol minuman (kaleng), sampah tutup botol baik kaleng maupun plastik, sampah tissue / kertas. Ingin rasanya suatu saat nanti aku bisa mengajak putriku Aya untuk wisata di Jepang biar dia melihat budaya Jepang, yang menurutku bertoleransi sangat tinggi baik pada sesama manusia maupun lingkungan.
Sekitar jam 17.30 Wib, kami kembali ke hotel Unisite menggunakan 4 taxi karena ada 12 orang. Setelah menaruh tas, kami di antar ke atm oleh coordinator untuk mengambil allowance yang telah ditransfer. Dalam mengambil uang kami dipandu oleh coordinator karena atm dalam bahasa kanji. Selesai mengambil uang kami kembali ke hotel. Sehabis magrib kami keluar untuk mencari makan malam. kali ini kami mencoba jalan-jalan dengan rute beda dari malam sebelumnya. Akhirnysa ketemu moll AEON. Kami makan malam sekaligus beli kebutuhan lain. Aku sendiri beli pisang, air mineral, fresh milk, dan cemilan paling tidak untuk 3 hari kedepan.
Mutsu, July 14th 2011
Seperti hari kemaren kami meninggalkan Hotel Unisite menuju MIO-JAMSTEC sekitar jam 08.40 waktu Mutsu. Pada hari ini kami mendapatkan materi tentang system mooring line buoy Triton yang akan di deploy di perairan Utara Papua. Materi ini meliputi juga sensor-sensor yang terpasang pada mooring line (ADCP, CTD), selain tentunya wire, nylon rope, shackle, floater, balas dll. Selain itu dijelakan juga cara merangkai surface buoy hingga sensor –sensor yang terpasang pada surface buoy (wind sensor, Humidity, preasure, short wave radiation, dan rain gage).
Kami juga langsung praktek mulai dari merangkai buoy hingga ke sensor-sensornya. B agiku ini bukan hal yang baru karena tahun ini saja aku sudah ikut deploy buoy yang mirip (ATLAS dan Typlex buoy) bareng PMEL-NOAA. Yang membedakan buoy Triton menggunakan Balas.
Saat makan siang di kantinnya MIO kami mendapatkan menu Udon (mie), nasi dibungkus tahu, dan sayuran. Kali ini aku kurang menikmati menunya, karena nasi yang dibungkus tahu rasanya aneh, seperti rasa permen nano-nano ada asin, manis, kecut. Sedangkan Udon juga tidak habis karena aku memang dari dulu kurang suka makan segala jenis mie. Apabila keduanya tidak kuhabiskan, sedangkan sayurnya kusikat habis malah jatahnya andri kumakan juga. Habis andri tidak mau sayurnya.
Sehabis makan siang, kami diberi materi tentang 5S action plan, kalau dalam bahasa Indonesia mungkin dapat diartikan 5R (Ringkas, Tapih, Resik, Rawat, dan Racin). Ringkas (membagi barang yang diperlukan dan tidak diperlukan, yang tidak diperlukan dibuang). Rapih (Barang yang akan digunakan disimpan ditempat yang telah ditentukan sehingga mudah ditemukan oleh orang lain). Resik (selalu menajga kebersihan). Rawat (selalu mempertahan filosopi Ringkas, Rapih, dan Resik). Rajin (membiasakan diri selalu menjaga dan mematuhi peraturan yang ada). Yang initinya 5 filosopy di atas harus dapat juga diterapkan di lingkungan pekerjaan kami.
Sorenya kami mendapatkan kesempatan melihat pelaksanaan filosopi 5R di dalam lingkungan MIO-JAMSTEC. Kemudian dilanjutkan dengan materi tentang ARGO FLOAT. Suatu alat yang melakukan pengukuran seperti CTD yang terpasang di tengah laut. Dimana alat akan melakukan pengukuran di kedalaman 1000 selama 9 hari kemudian di kedalaman 2000 selama beberapa saat, kemudian naik ke permukaan air untuk mengirimkan data yang sudah direkam ke satelit. Setelah mengirim alat akan turun lagi ke kedalaman 1000 tahan 9 hari kemudian turun ke 2000 tahan beberapa saat dan kembali lagi ke permukaan air untuk mengirimkan data yang sudah kerekam. Begitu setrusnya hingga 2 tahun.
Mutsu, July 15th 2011
Seperti hari-hari sebelumnya kami meninggalkan hotel menuju MIO-JAMSTEC sekitar jam 08.40 waktu Mutsu. Pada pagi ini kami mndapatkan materi mengenahi sensor-sensor yang ada di surface buoy dan dilanjutkan dengan cara kalibrasi sensor-sensor tersebut. Pelajaran yang kudapat adalah bahwa kita harus pastikan bahwa sensor masih dapat bekerja dengan tepat sebelum digunakan untuk pengukuran (di pasang di buoy). Untuk itu sebelum pelaksanaan survey harus ada pengecekan sensor dan tentunya kita harus melakukan kalibrasi sensor secara periodic.
Setelah makan siang kami diadakan foto bersama di workshop dengan staff enginer JAMSTEC. Setelah sesi foto selesai kami kembali ke kelas dan dilanjutkan dengan materi spesifikasi sensoo-sensor yang sudah terpasang di buoy oceanografi mulai dari RAMA, Triton, ATLAS, dan Typlex buoy. Menjelang acara penutupan training di MIO-JAMSTEC Mutsu, coordinator menjelaskan perjalanan untuk besok dari Mutsu-Tokyo-Yokosuka.
Sore sampai malam kami berdelapan melakukan forewel party dengan jalan-jalan sepanjang kota Mutsu karena besok sudah meninggalkan kota Mutsu. Menjelang malah hari kami sebagian berpisah untuk cari makan malam yang sesuai seler kami. Aku kembali ke hotel sekitar jam 9 malam. Saatnya berendah di Bath up seperti malam kemaren kemudian buka laptop jika mata sudah tidak kuat langsung tidur.
Mutsu-Tokyo-Yokosuka, July 16th 2011
Kami check dari hotel Unisite, Mutsu jam 7:30 waktu Mutsu. Dari hotel Unisite kami naik taxi ke Stasiun Ominato, masih di kota Mutsu. Perjalanan hanya ditempuh selama 15 menit dalam suasana pagi yang diliputi hujan rintik-rintik. Kemudian kami langsung naik ke kereta. Ternyata kereta berangkatnya masih lama sekitar jam 08:15 waktu mutsu, sehingga masih ada waktu. Kereta ini akan membawa kami dari stasiun Ominato ke stasiun Hachinohe. Kereta ini seperti kereta komuter di Jakarta Cuma gerbongnya sedikit hanya 3 gerbong tapi tempat duduknya seperti kereta Sembrani atau Gajayana. Perjalanan dari Ominato ke Hachinahe ditempuh selama 1 jam 30 menit dengan berhenti di Shimokita, Chikagawa, Mutsu-Yokohama, Noheji, Kamikitacho, Misawa.
Kereta sampai di Hachinohe sekitar 10.06 waktu jepang. Kemudian kami kereta dengan Shinkansen Hayate 160 menuju Tokyo. Selama perjalanan dari Hachinohe ke Tokyo. Shinkansen Hayate 160 berhenti di sttsiun Morioka, Sendai, Omiya, dan Uneo. Kami tiba di Tokyo sekitar jam 13.30 waktu Jepang. Di stasiun Tokyo padat banget penumpangnya, mirip ketika pagi hari di Gambir atau Jakarta kota. Dari stasiun Tokyo, kmai jalan kaki keluar stasiun menuju mobil JICA yang telah menunggu di luar.
Kemdian kami berangkat menuju ke Yokosuka, tepatnya di Hotel New Yokosuka tempat kami menginap. Perjalanan dari Tokyo ke Yokosuka ditempuh kurang lebih 1.30 jam. Selama perjalanan kami melihat mobil JICA menerobos lautan alias lewat terowongan di bawah laut 3 kali. Kami juga mlintasi museum kasiar, istana kaisar, dan gedung parlemen. Kami sampat di Yokosuka sektar jam 16.30.
Sekitar jam 5 sorekami keluar untuk makan sore sekalian makan malam. dalam perjalanan mencari tempat makan kami menjumpai banyak orang asing seperti kulit putih maupun kulit hitam. Badanya tega-tegak, akhirnya aku dapat informasi kalau di Yokosuka adalah tempat pangkalan militer AMerika di Jepang selain Okinawa. Selesai makan aku jalan-jhalan menimati udara sore di YoKosuka, tujuanku adalah tempat pangkalan militer dimana banyak kapal perang raksasa yang sedang sandar maupun kapal selam yang sedang muncul di permukaan.
Yokosuka, July 17th 2011
Pagi hari sekitar jam 09.00 pagi kami telah berkumpul di loby hotel New Yokosuka, persiapan untuk main ke Tokyo. Tujuan kami adalah Azakusa dan Akiabara. Kami berangkat dari stasiun Yokosuka-Chuo naik subway dengan membayar trip 1 hari harga sekiat 1600 Yen (kurang lebih Rp 160.000). tujuang pertama adalah di Asakusa. Kami foto-foto dulu di depan gerbang Asakusa, kemudian sepakat satu jam lagi ngumpul di gerbang. Mulailah kami menyebar untuk hunting souvenir. Aku membeli souvenir titipan, kemudian untuk aku sendiri, istri, keluarga di Malang maupun di Karanganyar. Tidak lupa untuk teman-teman dekatku. Padatnya di asakusa bergerak aja susah, pokoknya ramai banget. Wisatawan dari berbagai negara tumpah rua. Aku sering lihat juga orang Indonesia.
Selesai dari Asakusa kami menuju tempat hunting alat elektronik, yaitu di Akiabara. Seperti Glodok di Jakarta. Sama saja seperti di Asakusa, pengunjung juga tumpah ruah cuma arealnya lumayan luas sehingga tidak sampai berdesak desakan. Teman-teman pada menyebar mencari barang masing-masing, baik untuk sendiri maupun titipan. Ada yang beli Notebook, Iphone, Camera, lensa Camera LSR, Jam tangan pokonya semua bawa bawaan masing. Aku sendiri beli Jam tangan, camera, memory card. Karena lapar kami makan Unagi di warung mirip Matsuya. Unagi adalah seperti Belut tapi besar. Lezat pokonya. Selesai makan kegiatan hunting diteruskan. Sesuana di Akiabara memang surganya orang belanja barang elektronik.
Selesai dari Akiabara kami menuju ke Shinjuku. Di shinjuku ternyata teman-teman masih kurang belanjanya, akhirnya sebagian masih melanjutkan belanja alat elektronik di Shopmap. Teman-teman yang masih penasaran dengan Ipad, masih hunting mencari toko Japaran. Di shinjuku ternyata juga ramai sekali, cuma wisatawan asing tidak seperti di Akiabara atau Asakusa. Sekitar jam 20.00 kami sebagian beli kebab turky dan sebagian beli makan di Matsuya.
Menjelang jam 21.00 kami naik subway meninggalkan shinjuku menuju ke stasiun Yokosuka-Chua, untuk kembali ke hotel. Sektar jam 22.30 kami sampai ke hotel. Rasanya kaki capek semua karena jalan kaki mungki lebih dari 5 km dalam sehari.
Yokosuka, July 18th 2011
Karena hari sebelumnya jalan-jalan hampir sehari penuh teman-teman pada belum muncul di loby pada pagi hari. Kemudian sekitar jam 10.00 siang sebagian kami berangkat jalan-jalan di Moll More-City untuk hunting-hunting kalau ada yang cocok untuk di beli. Akhirnya teman-teman pada beli Celana pendek Khas Jepang, Kaos Naruto, dan lain-lain. Selain itu kami juga beli makanan dan minuman untuk stok selama seminggu ke depan. Sebelum jam 13.00 siang kami sudah kembali hotel, untk melanjutkan istirahat karena kemaren telah habis-habisan jalannya.
Sekitar jam 17.00 sore sebagian teman-teman mengajak jalan-jalan lagi ke dekat stasiun Shiori, dimana disitu ada taman umum yang dekat dekat dengan dermaga pangkalan angkatan laut Jepang. Menjelang malam kami sempatkan main di Moll dekat stasiun Shiori. Teman-teman pada belanja barang-barang unik di 100 yen Shop. Sekitar jam 20.00 kami kembali ke hotel.
Yokosuka, July 19th 2011.
Hari ini Selasa sampai dengan Kamis adalah acara training. Kami kumpul di loby sekitar jam 8 pagi, menunggu koordinator Kawanichi datang. Setelah datang kami berangkat jalan kaki menuju Stasiun Shiori kurang lebih berjarak 1,5 km. Saat itu kondisi lagi hujan sehingga kami membawa payung masing-masing. Dari stasiun shiori kami dari kereta komuter menuju stasiun Opama. Dari stasiun Opama kami jalan kaki menuju halte bus yang akan mengantarka kami dan karywawan Jamstec ke kantor Pusat Jamstec di Yokosuka. Perjalanan naik bus kira-kira cuma 15 menit. Kantor Jamstec berada di dekat laut, punya dermaga sendiri untuk kapal mereka dan dekat dengan perusahaan mobil Nissan. Dimana dekat dermaga Jamstek terdapat juga dermaga Nissan untuk mengekspor mobil mereka.
Turun dari Bus kami telah disambut dua wanita cantik bagian support Jamstec. Kemudian kami masuk ke suatu ruangan tempat training kami. Setelah acara penyambutan, kami selanjutnya diajak keliling mengunjungi fasilitas di Jamstec. Pertama kami melihat kamal Mirei, yaitu kapal seismik. Cuma kita tidak boleh masuk ke dalam karena kapal mau meningglakan dermaga, di mana sekarang di Jepang bagian Timur lagi ada Taifun.
Dari kapal mirei selanjutnya kita diajak mengenal dari dekat Sinkei 6500 yaitu kapal dengan 3 penumpang yang bisa menyelam sampai kedalaman 11.000 m. aku takjub juga ada kapal sejenis Sinkei yang bisa menyelam sampai kedalaman tsb, aku bayangin tekanan dan arus yang di bawah yang tentunya kuat sekali. Kapal ini selain dilengkapi dengan kamera juga dilengkapi dengan alat untuk mengambil sambil batuan (untuk kajian marine habitat misalnya). Untuk navigasi kapal ini dilengkapi dengan inertial navigasi dan triangulasian navigasi, dimana di sekitar lokasi telah dilengkapi dengan transponder sehingga dengan pengikatan ke belakang posisi Sinkei selalu terupdate.
Dari kapal sinkei, kami menuju ke tempat maintenance alat pendektsi gempa yang dipasang di dasar laut. Bentuknya mirip dengan Ocean Bottom Unit di Buoy Tsunami. Perinsipnya ada floater kemudian sensor di pasang didalam floater tersebut.
Selanjutnya kami diajak ke tempat pembuatan ombak buatan dan tes chamber. Menjelang siang kami kembali ke kelas lalu makan siang di cantin. Seperti biasa kami memilik menu makanan kemudian uang kami masukan ke vending mesin dan keluar kupon makanan sesuai yang kita pilih. Kali ini aku pilih menu cuury ayam.
Setelah makan siang kami kembali ke kelas, dan telah siap Mr. Fukuda untuk membawakan materi komunakasi dan sistem elektric m-Triton buoy. Setelah acara materi kelas selesai selanjutnya kami dibawa ke tempat maintenance komunikasi dan electric m-Buoy Triton. Di sini kami belajar cara mengecek komunikasi tiap sensor ke data logger. Kemudian memastikan data terkomunikasi dengan baik. Training mulaidari sensor CTD, wind sensor maupun SWR. Kegiatan ini hingga menjelang sore. Selesai kam ikembali ke kelas, dan ternyata ada undangan welcome dinner untuk malam ini di kantor pusat Jamstec. Pelaksanaan makan malam jam 18.00 sehingga kami menunggu hingga 1 jam lebih di kelas.
Sebelum acara makan malam aku sempat foto-foto di ornamen khas jepang. Pada acara welcome dinner dimulai dengan acara perkenalan, kemudian sambutan kepala Jamstec. Acara makan malam meriah sekali. Menu banyak banget,. Aku hampir kucoba menunya mulai dari sushi, Unagi, pizza, kedelai manis hingga daging kanguru. Hampir orang penting Jamstec hadir begitu juga orang-orang Satrep program. Acara makan malam ditutup dengan sambutan dari wakil Indonesia dan kegiatan foto bersama. Selesai makan malam kami kembali ke hotel dengan Taxi.
Yokosuka, July 20th 2011
seperti biasa sekitar jam 8 pagi kami sudah meninggalkan hotel New Yokosuka menuju kantor pusat Jamstec. Pagi ini hujan dan anginnya relatif kuat sehingga kami bawa payung hingga terbang-terbang. Mungkin pengaruh tyfun di sebelah Timur Jepang masih ada. Kali ini kami sudah tidak ditemani Kawanichi mulai dari hotel. Kami berangkat sendiri.
Pagi mendapat materi kelas, kemudian kembali ke tempat Mr. fukuda melanjutkan praktek komukasi antar sensor dengan data Logger. Kami melihat grafik hasil recording di data looger. Praktik ini sampai siang menjelang makan siang.
Setelah makan siang kami diajak untuk melihat tes chamber. Dimana peralatan yang akan diturunkan ke dalam air laut harus melalui Uji Chamber untuk memastikan peralatan tersebut tidak hancur atau sensornya rusak selama di kedalaman laut tertentu. Kami juga diperlihatkan uji tekanan dengan memompakan tekanan ke bekas seperti tempat pop mie, mulai dari tekanan untuk kedalaman 10m, 100m, hingga 1000m. Hasilnya tempat pom mie mengecil hingga seperempatnya.
Selesai belajar tes tekanan, kami menghadiri presentasi dari perusahaan batere internix. Batere ini adalah batere yang dipakai oleh m-buoy Triton. Selesai acara prenstasi kami kembali ke kelas, dan menunggu bus yang akan membawa kami ke stasiun Opama. Dari stasiun Opama kami naik kereta ke stasiun Shiori. Kemudian jalan kaki menuju hotel.
Yokosuka, July 21th 2011
seperti biasa kami berangkat dari hotel jalan kaki menuju stasiun shiori kemudian naik kereta turun di Opama dilanjutkan dengan naik bus ke kantor pusat Jamstec. Sebelum jam 9 pagi kami sudah sampai di Jamstec. Pagi ini kami kembali ke tempat Mr. Fukuda untuk presentasi komunikasi iridium satelit oleh team indonesia. Karena biasanya m-Triton memakai satelit Argos sedangkan yang akan di Indonesia pakai Iridium. Sehingga perli dipastikan apakah komunikasi dari data logger ke iridium berfungsi dengan normal. Ternyata setelah melalui beberapa kali pengecekan sistem iridium terkoneksi/dapat dikenali oleh data logger.
Selanjunya kami kedatangan perusahaan swasta yang akan membuatkan software versi english untuk komunikasi dengan data logger maupun untuk pengecekat sensor dan perekaman data di darat. Setelah melalui diskusi ternyata software yang telah dibuat hanya sedikit dirubah agar sesuai dengan sistem iridium. Setelah semuanya dianggap beres mulai dari data logger, iridium, dan software untuk komunikasi dan recording data, kami kembali ke kelas untuk menungga jam makan siang. Kali ini aku pilih curry ayam, setelah sebelumnya cuury beaf.
Selesai makan siang kami diajak mengunjungi tempat pelatihan bagi penyelam tema Jamstek. Mulai dari kolam renangnya hingga tempat pengujian dimana kedalaman dikondisikan dengan membuat tabung yang diisi air dan tekanan disamakan dengan kondisi laut sebenarnya. Setelah selesaim kami kembal ike kelas, sambil Mr. ishihara yang akan membawa kami menuju Yokohama guna menuju ke tempat super komputer milik jamstek.
Aku terheran-heran di tempat super komputer. Disini tersedia fasilitar super komputer tercepat di dunia dalam mengolah hitungan yang rumit dan merupakan produksi NEC. Disini semua data jamstek diproses sekaligus dilakukan modeling dari data tersebut. Seperti modeling cuaca, modeling proses drilling dan modeling pengambilan sampel oleh shinkei 6500. kami juga menyaksikan salah satu modeling proses drilling secara 3D dengan kaca mata 3D.
Selesai acara di fasiltias super komputer, kami tidak langsung pulang melainkan jalan-jalan di Yokohama mencari toko Janpara. Karena ada yang masih pengin Ipad, tapi ternyata tidak berhasil. Akhirnya kami pulang dan sampai hotel sebelum jam 10 malam.
Yokosuka-Yokohama, July 22th
Hari ini materi training sudah habis. Sekitar jam 8 pagi kami sudah berkumpul di loby hotel untuk mengerjakan materi presentasi dalam rangka evaluasi hasil training di kantor JICA di Yokohama. Sekitar jam 10:30 kami dijemput bus JICA untuk mengantar kami dari Hotel New Yokosuka ke JICA di Yokohama. Sebelum jam 12 siang kami sudah sampai di Yokohama. Sesampainya di kantor JICA, kami disambut oleh Kawanichi dan personil front desk JICA yang menuntun kami mengenahi kamar masing-masing. Serta pernjelasan mengenahi fasilitas Meal Card dan penjelasan keberangkatan besok pagi dari Yokohama ke Narita.
Setelah menaruh tas di kamar masing-masing kami segera kumpul di loby JICA, untuk segera keluar mencari ATM bank Sumitomo untuk mengambil uang yang masih tersisa di atm untuk dihabiskan. Dengan bantuan peta Guide Yokohama akhirnya kami ketemu atm bank Sumitomo sekitar 1.5 km dari kantor JICA yokohama. Dalam perjalan pulang dari Atm ke JICA kami belanja di 7eleven untuk menghabiskan uang recehan yen 5, 10, 100, dan 500 bila ada yang 1 yen juga.
Sampai di hotel aku langsung sembayang Dhuhur di Jamak Qosor dengan Ashar. Selesai sholat ak ulangsung menuju kantin untuk mengambil fasilitas meal card. Kali ini aku ambil menu nasi, kentang, steak sapi, sayur mentah + salad , dan air mineral. Selesai makan aku kembali ke kamar istirahat sebentar kemudian menuju ke lantai satu tempat acara evaluasi hasil training.
Setelah acara presentasi dari wakil kami dan dievaluasi oleh tema dari Jamstec dan JICA akhirnya acara evaluasi ditutup dan dilakukan penyerahan piagam bagi anggota training dari Indonesia. Kemudian dilanjutkan di acara foto bersama. Kemudian acara ditutup dan dinyatakan agenda training sudah selesai. Sehingga selanjutnya acara bebas.
Setelah acara selesai aku kembali ke kamar untuk istirahat karena badan rasanya tidak nyaman. Setelah tidur beberapa menit akhirnya aku keluar menikmati udara sore di Yokohama. Ternyata di luar anginnya kencang untung aku pakai sweater. Aku berjalan-jalan di sekitar JICA dan World Potter. Kemudian aku masuk ke moll World Potter untuk melihat-lihat furniture mungkin bisa dijadikan referensi untuk furniture rumah.
Menjelang malam aku kembali ke kamar mandi kemudian sholat lalu menghidupkan thosiba. Setelah puas intenetan aku mulai packing untuk persiapan besok pagi. Setelah menyiapkan sepasang baju untuk besok pagi dan makanan untuk break fast aku segera tidur.
Yokohama – Tokyo – Narita – Jakarta, July 23th
Jam 4 pagi jam weker di tempat tidurku bunyi, rasanya masih ngantuk banget. Penginnya tidur lagi tapi mata harus dimelekan. Akhirnya aku minum air putih dulu dua gelas, selanjutnya masuk kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan sholat shubuh. Selanjutnya aku mandi. Untuk menu breakfast aku minum orange just kemudian roti tawar, salat, keju dan margarin serta dua pisang. Habis sarapan aku gosok gigi.
Sekitar jam 5 pagi aku turun dari kamarku di latai 6 menuju loby. Di loby ternyata teman-teman sebagian sudah kumpul dengan bawaannya masing-masing, yang rata-rata bawa travel bag, tas punggung dan tas kecil. Sebagain teman belum datang. Kemudian aku menyerahkan kunci kamar ke bagian front desk dan sambil menunggu mobil jemputan.
Sekitar jam 05.20 mobil jemputan dengan 3 buah taxi sudah tiba. Salah satu sopir taxi mengecek paspor kami kemudian kami masuk mobil. Kali ini aku memilih taxi dengan mobilnya Toyota Elgrand. Karena penasaran apakah rasanya seperti naik alphard. Karena dulu pernah naik taxi tiara alphard yang sopirnya cewek dari bandara sukarno hatta ke MH. Thamrin.
Kami naik Taxi dari Yokohama ke TCAT (tokyo City Air Terminal). Perjalanan kurang lebih 1 jam. Suasana jalan masih sepi sehingga perjalanan lancar. Karena masih ngantuk kugunakan untuk tiduran, sambil nyamannya naik Toyota Elgrand.
Sampai di TCAT, kami ganti dengan Taxi Limousine (bus seperti dari Gambir ke Sukarno Hatta). Penumpang tidak terlalu banyak. Taxi ini mengantar kami dari TCAT ke Narita. Sebelum masuk narita bus kami dihentikan oleh petugas untuk dicek paspor, visa , dan bawaan kami. Kami sampai di Narita International Air Port sekitar jam 8 pagi.
Saat pengecekan barang. Menurutku saat ribet, aku harus mengeluarkan notebookku kemudian air mineral yang kubawa harus ditinggal atau dihabiskan di situ. Alhamdullilah aku lolos dalam pengecekan barang, begitu juga dengan teman-teman yang lain.
Saat masuk ke ruang imigrasi ada sebagian teman yang kena ramdom pengecekan sehingga harus mengisi form tertentu yang tidak akan bertahan di Jepang dalam 6 bulan ke depan.
Pada jam 9 pagi kami sudah Selesai check in, sehingga masih ada waktu sekitar 1 ½ jam sebelum pesawat JAL 725 yang akan membawa kami dari Narita ke Soekarno-Hatta. Teman-teman masih pada mengahabiskan waktu untuk belanja di Bandara, ada yang beli souvenir, coklat, dan oleh-oleh lainnya.
Sekitar jam 10:30 waktu jepang pesawat kami take off dari Narita. Perjalanan ke Jakarta ditempuh sekitar 6 jam. Kami sampai di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta sekitar jam 4 sore waktu Jakarta. Selama di pesawat aku habiskan waktu menonton film dan dengerin musik yang ada di depan tempat dudukku. Saat makan aku mendapatkan menu Muslem Meal dengan snacknya diganti dengan pisang. Karena saat check in aku dah minta menu muslem meal, sehingga di tempat dudukku ditempel striker muslem meal. Untuk minumnya aku pilih aple jus dua gelas, susu satu gelas dan mineral water 2 botol.
Dari perjalanan kali ini aku mendapatkan banyak ilmu terutama tentang budaya dan filoshopy orang Jepang, selain tentunya tentang Buoy Technology. Hal yang masih membekas di benakmu adalah budaya Antri yang tertib, menjaga kebersihan, keramahan orang Jepang, dan displin serta taat pada SOP. Satu lagi yang sederhana adalah aku harus mengembalikan peralatan di tempat tepat seperti aku belum mengambilnya. Smoga suatu saat nanti aku dapat membawa anakku bisa pergi ke Jepang mumpung masih kecil.
Langganan:
Postingan (Atom)